Looking outside, blind inside.
Seakan-akan dunia ini begitu luasnya sehingga kita perlu melihat dan memandang sejauh-jauhnya. Mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya, dengan guru-guru hidup yang terbaik. Gapailah ilmu sampai ke Negri Cina sekalipun. Itukan ungkapan untuk kita orang-orang yang tinggal di Indonesia. Bagaimana dengan mereka yang tinggal di Cina. Apa perlu pergi merantau terlebih dahulu, lalu kembali lagi ke negri asal mereka? Ketika diberi peribahasa seperti di atas. Pikiran saya langsung tertuju pada sekolah di luar negri. Kualitas pendidikan yang lebih baik, sarana prasarana yang memadai, lebih dari cukup malah, dan mereka memiliki lebih banyak sekolah-sekolah yang berstandart internasional. Yang saya banggakan dari sebuah sekolah berstandart internasional ada dua, yakni: murid-murid yang berasal dari berbagai pelosok negri dan perpustakaan internasional.
Kita lahir di negri ini, kita punya teman-teman di negri ini. Bukannya selama ini kita bernafas dengan udara yang ada di negri ini. Tidakkah terbayang betapa sulitnya bernafas dengan udara di negri orang. Terlalu jauh kita memandang ke negri orang. Pandanglah pada orang lain di sekitar kita. Masih terlalu jauh kalau harus memandang orang lain. Pandanglah diri sendiri. Sudahkah anda mengenal diri anda sendiri? Saat memandang awan yang berarak di langit, sama gusarnya dengan perasaan di bawah gumapalan daging ini. Matahari yang bersinar terang benderang tidak sanggup menerangi jiwa yang terselubung, gelap.
Yang sanggup melakukan itu semua adalah IMAN kita. Berserah diri pada-Nya.
Makannya jangan Atheis!
love money too much 